Portal Berita

SMK NEGERI 73 JAKARTA MENGADAKAN PRAKTIK ACARA PERAYAAN PERNIKAHAN DAN HIDANGAN PESTA YANG MENGUSUNG ADAT BETAWI

05-Apr-2023 Agenda Sekolah Muhamad Iswandi

05-Apr-2023
Agenda Sekolah
Muhamad Iswandi
SMKN 73 Jakarta

Jakarta, 10 November 2022

Penulis : Ika Sutiandari S.Pd dan Nurmalia Putri, S.Pd

Guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris SMK Negeri 73 Jakarta

Pembelajaran praktik langsung di SMK merupakan salah satu metode pembelajaran yang bermakna atau meaning learning, di mana siswa dapat merasakan langsung dan juga dapat menangkap informasi yang kontekstual pada topik bidang pekerjaan mereka di dalam pembelajaran tersebut. Pada pembelajaran kontekstual ini yang perlu diperhatikan ialah pentingnya aspek budaya dalam pemilihan materi dan juga praktik pembelajaran, yaitu salah satunya mengangkat latar belakang kebudayaan siswa. Pada umumnya, sekolah khususnya SMK akan mengupayakan terlaksananya program praktik ini demi meningkatkan keterampilan siswa di bidangnya. Untuk menghasilkan lulusan yang bermutu dan terserap di dunia usaha dan dunia industri, para siswa harus diberikan bekal ilmu pengetahuan dasar untuk meminimalisir kendala saat penerapan bekerja. Kegiatan praktik dapat membuat siswa lebih siap untuk bekerja di lapangan dan juga dapat mempraktikkan teori yang sudah dipelajari di sekolah. Dengan begitu, ketika lulus nanti, siswa dapat beradaptasi lebih cepat dengan dunia kerja. 

SMK Negeri 73 Jakarta memiliki program keahlian pariwisata yang terdiri atas jurusan Kuliner, Usaha Layanan Wisata, dan Perhotelan ini telah banyak melakukan praktik secara langsung pada periode pembelajaran 2022/2023. Sekolah yang dipimpin oleh Ermayanti, M.Pd ini pada 10 November 2022 lalu telah melakukan kegiatan praktik pesta pernikahan di sekolah. Ujian praktik ini tentunya unik dan tidak biasa, sebab acara tersebut dikemas seperti sebuah acara resepsi pernikahan ala adat Betawi yang sesungguhnya serta dilengkapi dengan dekorasi dan tata busana pengantin yang khas dan istimewa. Pada kesempatan tersebut, siswa yang ditugaskan untuk melaksanakan praktik bermain peran ini yaitu siswa kelas 12 Tata Boga dan siswa kelas 12 Usaha Perjalanan Wisata.

Bukan tanpa alasan bahwa sekolah melaksanakan kegiatan ini. Selain karena melestarikan kebudayaan Betawi, pasalnya, kegiatan ini memang secara resmi tertuang dalam kurikulum dan silabus pembelajaran SMK program keahlian pariwisata, khususnya untuk jurusan Tata Boga dan Usaha Perjalanan Wisata. Oleh karena itu, Rudi Rohdian, S.Kom,M.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengusung program ini dalam kurikulum dan kegiatan sekolah. Adapun mata pelajaran yang menampung kompetensi pengelolaan kegiatan ini ialah pada mata pelajaran Pengelolaan Meeting, Incentive, Conference, Exhibition (MICE) pada Kompetensi Dasar 3.9 yaitu Penataan Event pada kelas 12 yang dibimbing oleh Nadya Asturias Puteri Pakpahan, S.Tr, Par. Sedangkan, untuk pembelajaran hidangannya sendiri terdapat dalam mata pelajaran Pengolahan dan Penyajian Makanan kelas 12, Kompetensi Dasar 4.22 memodifikasi pembuatan makanan kesempatan khusus untuk acara adat istiadat yang dibimbing oleh Riyo Jatika Lestari, S.Pd. Sehingga tentunya, dengan terselenggaranya kegiatan ini, siswa dengan bimbingan guru dapat mengeksplorasi pembelajaran dengan menarik dan tentunya memiliki kesan yang berarti untuk pengalaman dan bekal masa depan siswa.

Dekorasi pesta pernikahan terlihat begitu menarik dan mengindahkan penglihatan bagi yang menontonnya. Sebelum acara dimulai, satu minggu sebelumnya pihak acara membuat surat undangan secara online dan juga melakukan pre-wedding seperti persiapan pra-nikah pasangan muda-mudi pada umumnya. Dokumentasi foto calon pengantin tersebut terlihat bahagia dan penuh kesan layaknya seperti pasangan sejoli yang sedang berbahagia.

Dari segi penataan dekorasi, acara ini dilakukan dengan mengambil area indoor di ruangan praktik dan outdoor di lapangan sekolah. Berbagai macam tipe dekorasi memenuhi kelas, baik di luar maupun di dalam kelas tampak meriah. Dekorasi pelaminan dalam ruang praktik juga terlihat seperti resepsi pernikahan asli. Mulai dari hiasan pelaminan yaitu berupa kursi pelaminan dan hiasan backdrop yang indah dilengkapi pajangan bunga-bunga. Ada juga pajangan seperti ondel-ondel yang merupakan kesenian khas Betawi terpampang nyata di sudut-sudut ruangan. Tak lupa, ruangan pesta juga dilengkapi dengan serving dish lengkap dengan berbagai macam hidangan yang ditata dan juga disediakan gubukan prasmanan yang menyediakan beragam jenis makanan dan minuman yang menggugah selera. Adapun hidangan prasmanan yang dibuat dan disediakan siswa kelas 12 Tata Boga yaitu, nasi, ayam goreng, teri kacang, sayur asam kuning, karedok, sambal, dan kerupuk. Sedangkan untuk gubukan sendiri, siswa menyediakan menu tradisional seperti lontong sayur, soto Betawi, selendang mayang, es campur, naga sari, dadar gulung, dan berbagai  buah-buahan. Hidangan ini begitu terasa lezat dan disediakan khusus untuk dinikmati para tamu undangan.

Untuk pengaturan peran, siswa kelas 12 UPW selaku panitia acara mengatur beberapa siswa dan guru untuk berperan sebagai tamu undangan. Untuk penghulu diperankan oleh guru agama Islam; saksi diperankan oleh dua orang guru; untuk pengantin, orang tua kedua mempelai, dan rombongan besan diperankan oleh siswa; serta kelompok palang pintu yang terdiri atas penampilan pencak silat oleh siswa di esktrakurikuler pencak silat, penampilan tari oleh siswa di ekstrakurikuler seni tari, dan penampilan hadroh oleh siswa ektrakurikuler rohis. Penampilan mereka sungguh menarik perhatian dan peran mereka terlihat begitu natural dan membuat suasana semakin terasa hidup.

Kemudian, dari segi tata busana dan tata rias, kedua mempelai tampak menggunakan busana pengantin adat Betawi sungguhan dengan balutan warna merah senada yang terlihat cerah dan dilengkapi hiasan ronce kembang melati di atas kepala pengantin perempuan. Sedangkan untuk rombongan besan, mereka juga menggunakan kostum tradisional, yaitu kebaya encim untuk perempuan serta koko yang lengkap dengan sadariah untuk laki-laki. Untuk para pengisi acara pun tak kalah menarik, mereka menggunakan kostum untuk penampilan palang pintu dengan menggunakan baju pencak silat, baju koko, serta pakaian tari Betawi.

Dari segi teknis kegiatan acara, panitia acara menyusun dari awal hingga akhir acara dengan begitu rapi dan juga tertib. Pertama, prosesi diawali dengan datangnya rombongan pengantin laki-laki dengan iring-iringan suara petasan dan juga hadroh. Hadroh merupakan tim pengantar calon mempelai laki-laki menuju kediaman mempelai perempuan dan keluarga sebagai tanda penghormatan. Tak lupa, mereka yang berperan menjadi keluarga pihak lelaki turut membawa seserahan dan membawa beberapa kotak seserahan sambil berbaris. Kemudian, kedatangan mempelai laki-laki ini juga dilengkapi penampilan para penari dengan tarian Betawi yaitu tari ondel-ondel. Hal ini ditunjukkan sebagai bentuk sebuah penyambutan kedatangan tamu.

Tarian ondel-ondel memiliki nilai estetis sebagai salah satu kearifan lokal untuk mengajak masyarakat hidup bersih dari segala sesuatu yang dapat merusak tatanan kehidupan. Kedua, yaitu acara pertunjukan palang pintu. Makna dari tradisi palang pintu bagi masyarakat Betawi yaitu calon suami harus mengerti agama, dapat melindungi istri dan keluarganya dari bahaya, berguna bagi nusa dan bangsa, serta sebagai penghormatan untuk calon mempelai perempuan. Selesai pertunjukan ini, pengantin mempelai laki-laki berhadapan dengan keluarga mempelai perempuan. Penyambutan ini disimbolkan dengan pengalungan kalung bunga melati dari pihak keluarga mempelai perempuan kepada pengantin laki-laki. Kalung bunga melati memiliki makna bahwa pengantin baru adalah sepasang insan yang disambut dengan hormat dalam keadaan baru, bersih, dan wangi dalam menempuh ibadah rumah tangga. 

Ketiga, saat mempelai lelaki datang menuju meja akad nikah pun, ia terlihat disambut dengan keluarga mempelai perempuannya. Begitu pula dengan momen penghulu yang datang ke lokasi dan memberi nasihat pernikahan layaknya acara pernikahan yang sesungguhnya. Tak lupa kedua saksi beserta dokumen pernikahan telah siap di atas meja. Ijab kabul merupakan acara yang sakral dan bertujuan agar para siswa maupun tamu undangan lebih memahami mengenai rukun dan syarat sah pernikahan.

Masuk pada momen ijab kabul, adegan ini juga terlihat seperti sungguhan dengan para pemeran dari siswa laki-laki yang begitu luwes melakukan adegan pernikahan ini. Bahkan mempelai lelaki pun terlihat gugup dalam momen ini. Keempat, setelah pernikahan dinyatakan sah, kedua mempelai pun dipertemukan. Mereka pun terlihat menandatangi dokumen pernikahan, hingga memasangkan cincin di jari satu sama lain. Tak ketinggalan, keduanya berfoto bersama dengan buku nikah masing-masing di tangannya. Kemudian, penyerahan barang bawaan atau seserahan dari keluarga pengantin mempelai laki-laki kepada keluarga mempelai wanita yang turut melengkapi acara ini.

Kelima, setelah momen foto bersama, para mempelai melakukan acara saweran atau melempar koin ke para tamu undangan sambil berjalan beriringan ke arah pelaminan dan diiringi dengan tarian Sirih Kuning oleh para penari. Tarian Sirih Kuning memiliki makna tentang keanekaragaman Indonesia yang subur, indah, dan elok. Sedangkan saweran merupakan tradisi berbagi kebahagiaan dengan menebarkan uang logam di tengah kerumunan masyarakat yang sudah siap adu kekuatan. Beragam cara mengekpresikan kegembiraan setelah cita-cita tercapai.

                Keenam, yaitu acara proses sungkeman kepada kedua orang tua masing-masing dan kedua mempelai bersimpuh meminta doa dan restu yang dipandu oleh MC. Setelah acara sungkeman, ketujuh, kedua mempelai melakukan sesi foto untuk mengabadikan hasil ujian praktik tersebut. Tak lupa juga, mereka turut mendapatkan ucapan selamat dari tamu undangan, dalam hal ini dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, karyawan, dan teman-teman lain yang hadir selaku tamu. Sungguh seperti acara pernikahan sungguhan. Pengantin pun tampak tidak malu-malu, percaya diri, dan senang hati melakukannya. Sebagai penutup kegiatan, para tamu undangan menikmati jamuan yang ada di prasmanan dan juga kuliner yang ada di gubukan. Masakan yang dibuat oleh siswa 12 Tata Boga pun terlihat menggiurkan dan terasa rugi jika tidak dinikmati.

Melalui kegiatan praktik ini, siswa dapat belajar gotong royong, belajar bekerja sama, belajar bertanggung jawab, dan tentunya dapat melestarikan adat dan kebudayaan daerahnya yaitu Betawi. Pembelajaran bermakna ini tentunya dapat memberi kesan yang mendalam kepada siswa dan memberi gambaran bagaimana kehidupan sebenarnya nanti ketika mereka lepas dari SMK. Metode bermain peran ini juga membuat mereka akan memahami dan mempersiapkan bagaimana kelak menjalani peran mereka ketika hidup bermasyarakat nantinya. Mereka akan menghadapi tuntutan keluarga juga msyarakat di mana alur kehidupan seperti bekerja dan menikah yang akan mereka jalani dan hadapi di masa depan. Kemudian yang tak kalah penting adalah melalui kegiatan ini, skill dan pengetahuan siswa di bidang jurusannya semakin bertambah dan kegiatan ini juga dapat membekali mereka baik dari segi kompetensi maupun memberikan value diri untuk semakin kompetitif.